Salam;
Posting kali ini membicarakan
tentang amalan dan taqwa. Amalan yang dipertanggung jawabkan kepada setiap
muslim. Apakah amalan yang dilakukan hingga kini dapat diterima atau sempurnakah
amalan kita? Sesungguhnya manusia itu sentiasa lalai, kerana syaitan tidak
pernah cuti untuk menyesatkan anak cucu Adam. Kerana itu janjinya kepada Allah
SWT.
Pengertian Taqwa; (Bahasa Arab: at-taqwá) ialah
memelihara hubungan yang baik dengan Allah, memelihara diri jangan sampai terjerumus
kepada perbuatan yang tidak diredhai oleh Allah S.W.T., memelihara segala
perintahnya supaya dapat dilakukan dan memelihara segala larangannya supaya
dapat dijauhi.
Dari Abu Umamah Al-Bahiliy r.a meriwayatkan bahawa Nabi
SAW bersabda: Dari amalan-amalan; Allah SWT hanya akan menerima amalan-amalan
yang dilakukan ikhlas semata-mata untukNya dan yang bertujuan untuk mendapatkan
redhaNya sahaja. (HR Nasa’i)
Semoga ketakwaan itu beroleh keredhaanNya dan kerahmatanNya
jua.
Kisah
Ahli Ibadah 500 Tahun Hanya Sebanding dengan Satu Kenikmatan
Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menuju kami, lalu bersabda,
‘Baru saja kekasihku Malaikat Jibril keluar dariku dia memberitahu, ‘Wahai
Muhammad, Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran.
Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba di antara
sekian banyak hambaNya yang melakukan ibadah kepadaNya selama 500 tahun, ia
hidup di puncak gunung yang berada di tengah laut. Lebarnya 30 hasta dan
panjangnya 30 hasta juga. Sedangkan jarak lautan tersebut dari masing-masing
arah mata angin sepanjang 4000 farsakh. Allah mengeluarkan mata air di puncak
gunung itu hanya seukuran jari, airnya sangat segar mengalir sedikit demi
sedikit, hingga menggenang di bawah kaki gunung.
Allah juga menumbuhkan pohon delima, yang setiap malam
mengeluarkan satu buah delima matang untuk dimakan pada siang hari. Jika hari
menjelang petang, hamba itu turun ke bawah mengambil air wudhu’ sambil memetik
buah delima untuk dimakan. Kemudian mengerjakan solat. Ia berdoa kepada Allah
Ta’ala jika waktu ajal tiba agar ia diwafatkan dalam keadaan bersujud, dan
mohon agar jangan sampai jasadnya rosak dimakan tanah atau lainnya sehingga ia
dibangkitkan dalam keadaan bersujud juga.
Demikianlah kami dapati, jika kami lewat dihadapannya
ketika kami menuruni dan mendaki gunung tersebut.
Selanjutnya, ketika dia dibangkitkan pada hari kiamat ia
dihadapkan di depan Allah Ta’ala, lalu Allah berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu
ini ke dalam Surga karena rahmatKu.’
Hamba itu membantah, ‘Ya Rabbi, aku masuk Surga karena
perbuatanku.’
Allah Ta’ala berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu ini ke dalam
Surga karena rahmatKu.’
Hamba tersebut membantah lagi, ‘Ya Rabbi, masukkan aku ke
surga karena amalku.’
Kemudian Allah Ta’ala memerintah para malaikat, ‘Cobalah
kalian timbang, lebih berat mana antara kenikmatan yang Aku berikan kepadanya
dengan amal perbuatannya.’
Maka ia dapati bahwa kenikmatan penglihatan yang
dimilikinya lebih berat dibanding dengan ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi
kenikmatan anggota tubuh yang lain.
Allah Ta’ala berfirman, ‘Sekarang masukkanlah hambaKu ini
ke Neraka!’
Kemudian ia diseret ke dalam api Neraka.
Hamba itu lalu berkata, ‘Ya Rabbi, benar aku masuk Surga
hanya karena rahmat-Mu, masukkanlah aku ke dalam SurgaMu.’
Allah Ta’ala berfirman, ‘Kembalikanlah ia.’
Kemudian ia dihadapkan lagi di depan Allah Ta’ala, Allah
Ta’ala bertanya kepadanya,
‘Wahai hambaKu, Siapakah yang menciptakanmu ketika kamu
belum menjadi apa-apa?’
Hamba tersebut menjawab, ‘Engkau, wahai Tuhanku.’
Allah bertanya lagi, ‘Yang demikian itu karena
keinginanmu sendiri atau berkat rahmatKu?’
Dia menjawab, ‘Semata-mata karena rahmatMu.’
Allah bertanya, ‘Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu
sehingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun?’
Dia menjawab, ‘Engkau Ya Rabbi.’
Allah bertanya, ‘Siapakah yang menempatkanmu berada di
gunung dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar di
tengah-tengah laut yang airnya masin, lalu setiap malam memberimu buah delima
yang seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali? Di samping itu semua, kamu
mohon kepadaKu agar Aku mencabut nyawamu ketika kamu bersujud, dan aku telah
memenuhi permintaanmu!?’
Hamba itu menjawab, ‘Engkau ya Rabbi.’
Allah Ta’ala berfirman, ‘Itu semua berkat rahmatKu. Dan
hanya dengan rahmatKu pula Aku memasukkanmu ke dalam Surga. Sekarang
masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga! HambaKu yang paling banyak memperoleh
kenikmatan adalah kamu wahai hambaKu.’
Kemudian Allah Ta’ala memasukkanya ke dalam Surga.”
Jibril ‘Alaihis Salam melanjutkan, “Wahai Muhammad,
sesungguhnya segala sesuatu itu terjadi hanya berkat Rahmat Allah Ta’ala.” (HR.
Al-Hakim)
Ikuti pencerahan...
-Ust Azhar Idrus- [ Merosakkan Amal ] 1] Ikhlas & Riak
-Ust Azhar Idrus- [ Merosakkan Amal ] 2] Tipu Helah Syaitan & Riak
No comments:
Post a Comment