Sunday, June 9, 2013

Adakah Amalan Kita Selama Ini Cukup Untuk Ke Syurga Allah?






Salam;

Posting kali  ini membicarakan tentang amalan dan taqwa. Amalan yang dipertanggung jawabkan kepada setiap muslim. Apakah amalan yang dilakukan hingga kini dapat diterima atau sempurnakah amalan kita? Sesungguhnya manusia itu sentiasa lalai, kerana syaitan tidak pernah cuti untuk menyesatkan anak cucu Adam. Kerana itu janjinya kepada Allah SWT.

Pengertian Taqwa; (Bahasa Arab: at-taqwá) ialah memelihara hubungan yang baik dengan Allah, memelihara diri jangan sampai terjerumus kepada perbuatan yang tidak diredhai oleh Allah S.W.T., memelihara segala perintahnya supaya dapat dilakukan dan memelihara segala larangannya supaya dapat dijauhi.

Dari Abu Umamah Al-Bahiliy r.a meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda: Dari amalan-amalan; Allah SWT hanya akan menerima amalan-amalan yang dilakukan ikhlas semata-mata untukNya dan yang bertujuan untuk mendapatkan redhaNya sahaja. (HR Nasa’i)

Semoga ketakwaan itu beroleh keredhaanNya dan kerahmatanNya jua.  


Kisah Ahli Ibadah 500 Tahun Hanya Sebanding dengan Satu Kenikmatan

Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menuju kami, lalu bersabda, ‘Baru saja kekasihku Malaikat Jibril keluar dariku dia memberitahu, ‘Wahai Muhammad, Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran.

Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba di antara sekian banyak hambaNya yang melakukan ibadah kepadaNya selama 500 tahun, ia hidup di puncak gunung yang berada di tengah laut. Lebarnya 30 hasta dan panjangnya 30 hasta juga. Sedangkan jarak lautan tersebut dari masing-masing arah mata angin sepanjang 4000 farsakh. Allah mengeluarkan mata air di puncak gunung itu hanya seukuran jari, airnya sangat segar mengalir sedikit demi sedikit, hingga menggenang di bawah kaki gunung.

Allah juga menumbuhkan pohon delima, yang setiap malam mengeluarkan satu buah delima matang untuk dimakan pada siang hari. Jika hari menjelang petang, hamba itu turun ke bawah mengambil air wudhu’ sambil memetik buah delima untuk dimakan. Kemudian mengerjakan solat. Ia berdoa kepada Allah Ta’ala jika waktu ajal tiba agar ia diwafatkan dalam keadaan bersujud, dan mohon agar jangan sampai jasadnya rosak dimakan tanah atau lainnya sehingga ia dibangkitkan dalam keadaan bersujud juga.

Demikianlah kami dapati, jika kami lewat dihadapannya ketika kami menuruni dan mendaki gunung tersebut.

Selanjutnya, ketika dia dibangkitkan pada hari kiamat ia dihadapkan di depan Allah Ta’ala, lalu Allah berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena rahmatKu.’

Hamba itu membantah, ‘Ya Rabbi, aku masuk Surga karena perbuatanku.’

Allah Ta’ala berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena rahmatKu.’

Hamba tersebut membantah lagi, ‘Ya Rabbi, masukkan aku ke surga karena amalku.’

Kemudian Allah Ta’ala memerintah para malaikat, ‘Cobalah kalian timbang, lebih berat mana antara kenikmatan yang Aku berikan kepadanya dengan amal perbuatannya.’

Maka ia dapati bahwa kenikmatan penglihatan yang dimilikinya lebih berat dibanding dengan ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi kenikmatan anggota tubuh yang lain.

Allah Ta’ala berfirman, ‘Sekarang masukkanlah hambaKu ini ke Neraka!’

Kemudian ia diseret ke dalam api Neraka.

Hamba itu lalu berkata, ‘Ya Rabbi, benar aku masuk Surga hanya karena rahmat-Mu, masukkanlah aku ke dalam SurgaMu.’

Allah Ta’ala berfirman, ‘Kembalikanlah ia.’

Kemudian ia dihadapkan lagi di depan Allah Ta’ala, Allah Ta’ala bertanya kepadanya,

‘Wahai hambaKu, Siapakah yang menciptakanmu ketika kamu belum menjadi apa-apa?’

Hamba tersebut menjawab, ‘Engkau, wahai Tuhanku.’

Allah bertanya lagi, ‘Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau berkat rahmatKu?’

Dia menjawab, ‘Semata-mata karena rahmatMu.’

Allah bertanya, ‘Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu sehingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun?’

Dia menjawab, ‘Engkau Ya Rabbi.’

Allah bertanya, ‘Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar di tengah-tengah laut yang airnya masin, lalu setiap malam memberimu buah delima yang seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali? Di samping itu semua, kamu mohon kepadaKu agar Aku mencabut nyawamu ketika kamu bersujud, dan aku telah memenuhi permintaanmu!?’

Hamba itu menjawab, ‘Engkau ya Rabbi.’

Allah Ta’ala berfirman, ‘Itu semua berkat rahmatKu. Dan hanya dengan rahmatKu pula Aku memasukkanmu ke dalam Surga. Sekarang masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga! HambaKu yang paling banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu wahai hambaKu.’

Kemudian Allah Ta’ala memasukkanya ke dalam Surga.”

Jibril ‘Alaihis Salam melanjutkan, “Wahai Muhammad, sesungguhnya segala sesuatu itu terjadi hanya berkat Rahmat Allah Ta’ala.” (HR. Al-Hakim)

Ikuti pencerahan...
-Ust Azhar Idrus- [ Merosakkan Amal ] 1] Ikhlas & Riak
-Ust Azhar Idrus- [ Merosakkan Amal ] 2] Tipu Helah Syaitan & Riak



No comments:

Post a Comment